life was so much easier when we did not care at all.
pas jaman pedekate, gue gak peduli, dia gak mau ikut ketemu keluarga, temen, atau cancel a date in last minute. I didn't care. ya, emang gue gak peduli, toh siapa dia anyway. hidup sendiri-sendiri, masing-masing, gak bergantungan.
but now, that we commit for the further relationship. I hate him. gue kesel kalo dia gak bisa ikut ketemu keluarga, temen. cancel our date in last minute is still fine for me. tapi kalo masalah gak bisa ikut ketemu orang-orang yang memang ada di lingkaran hidup gue, gue kesel. bukannya gue mempertanyakan keseriusan dia, tapi gue mempertanyakan prioritasnya. oke, mungkin dia memang gak bisa karena ada kegiatan lain. tapi gue cuma butuh tau kalo kegiatan lain itu memang prioritas yang lebih utama buat dia.
bergantung dan percaya sama orang itu susah. gak enak. dan entah kenapa gue ngerasa sedikit teracuni. so, here is a note for me, for the future that will comes.
DEPENDENSI
gue nikah bukan buat menyerahkan hidup gue kepada suami. bukan biar biaya hidup gue dia tanggung. bukan biar keberlangsungan hidup gue diputuskan dia. gue nikah, karena gue butuh rekan. gue akan tetap mempercayakan diri gue terhadap diri gue sendiri. karena memang gue cuma percaya diri gue sendiri. lagi, susah cyin buat percaya sama orang lain. jadi, gue akan tetep bekerja supaya hidup gue tetep berjalan, bersama atau tanpa suami
ANAK
ingat, gue mau punya anak bukan biar itu anak nantinya menjaga gue dihari tua. shit. lagi-lagi. gak usah percayakan keberlangsungan hidup ke orang lain. gue hanya percaya pada diri gue. gue hanya bisa mengandalkan diri gue. karena, hanya gue yang tau diri gue sendiri. jangan berikan beban kepada anak. cukup niatkan, anak dilahirkan untuk menambah chapter hidup. untuk "memperkaya" hidup. gue harus merawat dan membesarkan anak itu dengan baik supaya dia bisa memberi nilai kehidupan. supaya dia bisa memiliki hidup yang diidamkannya.
RASA
akan ada banyak waktu dimana gue tidak merasa disayangi oleh suami atau anak. ingat, itu semua hanya perasaan. gue harus perhatikan kenyataan sehari-hari. kalo suami gak sayang, kenapa dia masih mau ngobrol? kalo suami gak sayang, kenapa dia masih mau mengucap selamat pagi, selamat malam, dll? kalo suami gak sayang, kenapa dia masih mau mendengar?
beberapa bulan terakhir ini gue merasa tubuh gue sudah tidak kuat lagi mengonsumsi kopi hitam. padahal dulu bisa kuat setiap hari segelas kopi hitam. tapi dulu, memang hidup pahit. inget kan masa-masa 2 tahun pertama kerja. I remember those bitter days filled with black coffee. ever since he came, life has been sweet lately and that's probably the reason why I couldn't handle a cup of coffee.
pas jaman pedekate, gue gak peduli, dia gak mau ikut ketemu keluarga, temen, atau cancel a date in last minute. I didn't care. ya, emang gue gak peduli, toh siapa dia anyway. hidup sendiri-sendiri, masing-masing, gak bergantungan.
but now, that we commit for the further relationship. I hate him. gue kesel kalo dia gak bisa ikut ketemu keluarga, temen. cancel our date in last minute is still fine for me. tapi kalo masalah gak bisa ikut ketemu orang-orang yang memang ada di lingkaran hidup gue, gue kesel. bukannya gue mempertanyakan keseriusan dia, tapi gue mempertanyakan prioritasnya. oke, mungkin dia memang gak bisa karena ada kegiatan lain. tapi gue cuma butuh tau kalo kegiatan lain itu memang prioritas yang lebih utama buat dia.
bergantung dan percaya sama orang itu susah. gak enak. dan entah kenapa gue ngerasa sedikit teracuni. so, here is a note for me, for the future that will comes.
DEPENDENSI
gue nikah bukan buat menyerahkan hidup gue kepada suami. bukan biar biaya hidup gue dia tanggung. bukan biar keberlangsungan hidup gue diputuskan dia. gue nikah, karena gue butuh rekan. gue akan tetap mempercayakan diri gue terhadap diri gue sendiri. karena memang gue cuma percaya diri gue sendiri. lagi, susah cyin buat percaya sama orang lain. jadi, gue akan tetep bekerja supaya hidup gue tetep berjalan, bersama atau tanpa suami
ANAK
ingat, gue mau punya anak bukan biar itu anak nantinya menjaga gue dihari tua. shit. lagi-lagi. gak usah percayakan keberlangsungan hidup ke orang lain. gue hanya percaya pada diri gue. gue hanya bisa mengandalkan diri gue. karena, hanya gue yang tau diri gue sendiri. jangan berikan beban kepada anak. cukup niatkan, anak dilahirkan untuk menambah chapter hidup. untuk "memperkaya" hidup. gue harus merawat dan membesarkan anak itu dengan baik supaya dia bisa memberi nilai kehidupan. supaya dia bisa memiliki hidup yang diidamkannya.
RASA
akan ada banyak waktu dimana gue tidak merasa disayangi oleh suami atau anak. ingat, itu semua hanya perasaan. gue harus perhatikan kenyataan sehari-hari. kalo suami gak sayang, kenapa dia masih mau ngobrol? kalo suami gak sayang, kenapa dia masih mau mengucap selamat pagi, selamat malam, dll? kalo suami gak sayang, kenapa dia masih mau mendengar?
beberapa bulan terakhir ini gue merasa tubuh gue sudah tidak kuat lagi mengonsumsi kopi hitam. padahal dulu bisa kuat setiap hari segelas kopi hitam. tapi dulu, memang hidup pahit. inget kan masa-masa 2 tahun pertama kerja. I remember those bitter days filled with black coffee. ever since he came, life has been sweet lately and that's probably the reason why I couldn't handle a cup of coffee.
Comments